![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMOLY6H_N_o9MDjvdSg2YxKWovDYc8jwRDfM41-oU41ZK2VGZsXgdprg3q_fj8IY4BmDF4-kehdiuG0qsmTT_RDSZe2lHnMGfYSyR_3QoW_r1Wr24ziHyj555oObdSWgWBlW2oYLNM14c/s320/2797_1027952194185_1686727999_42505_5385874_n.jpg)
JENGGOT KAMBING: HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA di MAKASSAR
Blog ini ada karena aku ada dan karena kamu ada jadi sesuatu yang ada dikarnakan ada yang menginginkan dan membutuhkan
Lagi-lagi bentrok. Itulah yang terjadi di antara sesama mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Kali ini melibatkan mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin melawan Jurusan Teknis Sipil.
Aksi memalukan itu terjadi di kampus UMI II, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (19/11/2009).
Para intelektual muda ini tak hanya sekadar baku hantam. Mereka juga main lempar batu dan benda keras lainnya. Bahkan senjata tajam pun ikut dihunus. Alhasil, para mahasiswa itu tak ubahnya kaum berandalan.
Tak jelas apa penyebab kedua kelompok mahasiswa tersebut tawuran. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, mahasiswa teknik mesin tiba-tiba diserang mahasiswa teknik sipil saat sedang kuliah. Akibat serangan mendadak itu, satu orang mahasiswa teknik mesin luka terkena sabetan senjata tajam.
Demikian pula dengan satu orang mahasiswa teknik sipil yang terkena senjata tajam di bagian kepala. Selanjutnya perang terbuka pun terjadi. Kedua kelompok saling kejar di dalam kampus
"Mereka lari sambil membawa parang. Kami langsung menghindar dan mencari tempat yang aman, kami tak mau terlibat dengan mereka," pungkas Yones.
Tak lama berselang, puluhan anggota Polres Makassar Timur tiba di lokasi kejadian. Aparat yang dipimpin Wakapolres Makassar Timur, Kompol Muh Ridwan, langsung menghalau para mahasiswa. Mereka juga melakukan penyisiran dan menyita belasan senjata tajam
Berbeda tempat tumbuh berbeda pula nama dan bentuknya, itulah bulu atau rambut. Pada hewan, bulu yang tumbuh di sekujur tubuh hanya disebut bulu walau tumbuhnya berbeda tempat. Tidak demikian halnya dengan rambut yang dimiliki manusia, berbeda tempat tumbuh berbeda namanya.
Rambut namanya sama bila tumbuh di kepala. Di bagian kepala saja ada beberapa nama rambut, yang tumbuh di atas mata namanya alis, di pelupuk mata disebut idep (Jawa: bulu mata), di atas bibir dinamai kumis, di janggut bernama jenggot, di pipi namanya godheg atau cambang.
Rambut di dada dalam bahasa Jawa namanya simbar dada , ada rambut ketiak sampai rambut di jari jemari kaki dalam bahasa Jawa disebut wulu cumbu (wulu = bulu). Entah mengapa disebut wulu cumbu padahal rambut di jari kaki itu hampir dipastikan tidak ikut dalam percumbuan.
Bentuk dari tiap-tiap tempat tumbuh rambut itu pun berbeda, ada yang lurus, setengah keriting, keriting sampai gimbal. Belum lagi warna rambut alami beraneka ragam mulai dari hitam, coklat, merah dan pirang dengan gradasi dari gelap ke terang.
Andai saja manusia tidak merapikan rambut-rambutnya pasti kebersihan tubuh juga akan terpengaruh. Kutu akan berkembang biak, penyakit kulit menyebar cepat hanya karena rambut tak terawat.
Oleh karena itu dalam Islam dianjurkan untuk merapikan rambut mulai dari rambut kepala, rambut ketiak sampai rambut kemaluan. Untuk tetap menjaga kebersihan diri dengan merapikan rambut, minimal 40 hari harus mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan.
Saya teringat seorang kawan semasa kuliah di Yogya dulu (± 16 tahun yll) sangat bersemangat mengajak untuk memelihara jenggot dengan seruan. “Mari kita kibarkan jenggot di kampus kita!”
Memang selain ada rambut yang dianjurkan untuk dipangkas termasuk kumis, ada juga rambut yang dianjurkan untuk dipanjangkan yaitu jenggot. Tujuannya yaitu sebagai ciri khas seorang muslim yaitu berjenggot tanpa berkumis.
Setiap orang mempunyai gen berbeda termasuk yang mempengaruhi tumbuhnya rambut. Demikian halnya jenis jenggot yang saya miliki tidak berjenis lebat seperti Khomeini atau Fidel castro tetapi mirip jenggot kambing. Jenggot dengan jumlah rambut yang kelebatannya hanya di janggut saja tidak berkesinambungan dengan cambang.
Tidak jarang orang mempunyai julukan untuk untuk orang yang berjenggot mirip kambing dengan panggilan: si jenggot kambing. Saya tidak tahu apakah ada yang menjuluki saya si jenggot kambing di belakang saya. Secara langsung di depan saya memang tidak ada yang memanggil, “Hei, jenggot kambing”.